Ke Candi Penataran, Ganjar Disambut Hanoman Cilik
BLITAR (Awal.id) – Seorang bocah berkostum Hanoman berlari menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Candi Penataran Kabupaten Blitar, Minggu (17/4). Ia menari dengan lincahnya sehingga membuat Ganjar dan istri, Siti Atikoh tertawa.
Hanoman cilik itu adalah Jagad Nata Siharta. Bocah yang masih duduk di TK itu begitu berani ngobrol dengan Ganjar. Bahkan, ia pede menggoda para penabuh gamelan yang juga banyak yang masih sekolah SD dan SMP.
“Kamu hebat lho, namanya siapa? Oh Jagad. Yang ngajarin Jagad nari siapa? Bisa nari apa saja sekarang. Kok Hanomannya nggak pakai gigi yang putih-putih itu?” tanya Ganjar pada Jagad.
Jagad dengan berani menjawab jika ia sudah bisa menari berbagai tarian. Di antaranya tari Hanoman, kuda lumping, reog, tari barong dan lainnya. Alasannya tidak pakai gigi palsu seperti penari Hanoman lain juga sangat lucu dan membuat Ganjar tertawa.
“Giginya ketinggalan di sekolah pak,” jawab Jagad dengan polosnya.
Jagad juga berkali-kali melontarkan guyonan khas anak-anak. Salah satunya saat ia menunjukkan pada Ganjar bahwa sinden yang ada di tim karawitannya itu masih SD.
“Itu sindennya cuma satu lho pak. Yang baju hitam itu sindennya,” ucap Jagad menunjuk ke salah satu sinden.
Ganjar pun tertawa terbahak-bahak mendengar itu. Ia menggoda Jagad dengan guyonan-guyonan khasnya.
Tidak hanya Jagad yang membuat Ganjar begitu bersemangat. Saat berkeliling di Candi Penataran itu, Ganjar melihat-lihat peninggalan zaman Kerajaan Kediri, Singosari dan Majapahit yang memesona.
Didampingi para arkeolog dan pelestari budaya, Ganjar melihat detil-detil bagian candi serta mendengar kisah relief di dinding-dinding candi itu. Kisah tentang religiusitas, hubungan antarmanusia hingga kisah percintaan.
Ganjar juga diajak oleh sejumlah tokoh budaya itu untuk naik ke atas Candi. Di sana, sejumlah tokoh itu kemudian duduk melingkar sambil berdoa. Dalam doanya, mereka nuga mendoakan Ganjar agar selalu sukses dan sehat selalu.
“Ini menarik ya, tidak hanya piknik saja, tapi saya didampingi kawan-kawan arkeolog dan pelestari budaya yang menerangkan kisah candi ini. Ada banyak nilai-nilai yang bagus dari nenek moyang kita tentang gotong royong, tolong menolong, tidak berbuat kejahatan dan lainnya,” katanya.
Ia berharap masyarakat menjaga situs tersebut dengan baik. Tak hanya itu, ruang seni budaya dan kreativitas harus dibuka lebar dan terus dikembangkan.
“Sehingga orang yang datang tidak hanya belajar dari situs candi, tapi juga bisa nguri-uri budaya termasuk membeli produk yang dikembangkan. Tadi banyak, ada souvenir, kuliner, kopi dan lainnya,” jelasnya.
Ganjar juga mengapresiasi pelibatan anak-anak dalam pelestarian budaya di Candi Penataran. Menurutnya itu sangat menarik dan harus terus dikembangkan.
“Melihat anak-anak nari, ada yang main musik tradisional kita jadi senang dan bangga. Karena kita tahu ada regenerasinya dari budaya tradisional ini. Ya membikin kita tidak khawatir bahwa seni budaya akan mati, karena terus menggelinding dan regenerasinya berjalan baik,” pungkasnya. (Cip)